Featured Post

Lv1 Skeleton Chapter 8


Pshhui~
Aku dengan cepat menyerap kehidupan dari pohon yang sedang aku genggam. Karena semakain melemah, pohon itu dengan mudah aku robohkan.
Wham!
Pohon itu rubuh dan terdengar suara yang cukup keras, aku melakukannya berkali – kali sampai mendapat beberapa kayu gelonggongan.  Aku menyandarkan mereka sampai membentuk piramid kecil, aku berniat membuat rumah kayu.
“Fireshock”
Aku menggunakan sihir untuk membakar daun dan ranting yang ada dilantai. Fireshock tidak terlalu kuat, jadi tidak ada ledakan. Tapi sihir ini sangat berfungsi dalam situasi seperti ini, dan untuk membersihkan bakteri yang tersisa. Aku mengambil beberapa daun yang lebar dan menaruhnya dilantai agar terasa nyaman, akan tetapi ketika aku menggenggamnya , mereka langsung terlihat tidak segar dan berganti warna, tapi mereka tetap berguna.
Lalu aku mencoba melihat pertahanannya, aku memutuskan membuat parit dengan sihirku.
“Inferno”
[Inferno Lv 1 > 2]
Api yang sangat panas membakar tanah, menghirup semua oksigen. Hasilnya adalah 7-8 meter dalam dan 5 meter lebarnya. Ini sudah cukup dalam untuk mendapatkan sedikit perlindungan. Aku kira 5 meter cukup jauh untuk rayap bisa lompat melewatinya dan panas dari Inferno melelehkan dinding lubang menjadi halus dan licin.
Aku menunggu MP ku kembali mengisi dan menggunakan Inferno untuk membuat parit mengitari rumah kayu. Aku lalu mengambil beberapa sisa pohon untuk membuat jembatan kecil untuk menyebrang. Hasilnya menjadi seperti benteng kecil yang tak tertembus dengan jembatan yang bisa digerakan dari dalam. Untuk memudahkan Mage untuk memindahkannya aku membuat alat semacam katrol agar jembatan bisa berdiri 90o dan bisa melindungi si Mage.

Lalu aku kembali untuk menjemputnya.
‘Huh? Kemana dia pergi?’
Dia tidak terlihat dimanapun dan hari sudah mulai gelap, aku khawatir dia diserang monster.
Kueeeekkkkkk!
Bayi naga itu berteriak karena lapar, lalu aku memberinya daging rayap yang tersisa dan dia dengan gembira menelannya lalu kembali menaikiku dan kembali tidur.
Aku mengitari sekitar , mencarinya sampai akhirnya aku mendengar suara air mengalir dari kejauhan.
‘Ah benar, aku tidak pernah bertanya apa dia haus!’
Aku ingat, air dari hasil memeras lumut sudah lama habis. Aku berjalan menuju suara air lalu melihat wanita telanjang yang sedang mencuci.
‘oh, apa dia akan malu karena aku melihatnya?’
Aku memalingkan wajahku, berniat melihat kearah lain.
“Siapa kamu?” Mage bertanya tanpa peduli untuk menutupi tubuhnya.
“oh itu anda tuan, maafkan aku, aku sangat kotor aku ingin mencuci”
Aku lalu menunjuk kearah bajunya yang ada disamping sungai.
“Ahhhhh! Aku telanjang, jangat lihat kesini!”

Aku berbalik, memberinya kesempatan untuk memakai pakaiannya.
‘oh sepertinya karena sudah menjadi kerangka aku tidak tertarik lagi dengan wanita, walaupun melihat tubuh telanjang wanita cantik aku tidak merasakan apapun, sungguh disayangkan, kalau ini terjadi dikehidupan sebelumya, aku akan berteriak, Beruntungnya aku!! Tapi sekarang, aku hanya seperti melihat lukisan yang indah, tidak memiliki pikiran kotor. Sepertinya mentalku berubah sesuai dengan spesies ku’
“tuan aku sudah berpakaian”
Bajunya menempel ditubuhnya yang basah, memperlihatkan lekukan tubuhnya.
Aku menunjukan arah dan menyuruhnya mengikutiku.
‘apakah namanya Ian?’
Aku ingat priest memanggilnya seperti itu, tapi karena aku tidak bisa bicara aku tidak akan pernah memanggil namanya.
Dihutan ini banyak sekali serangga, untung saja karena Lifestealku tidak ada dari mereka yang mendekatiku.
“Ouuch! Pergi! Pergi!”
Dia sedang memukuli serangga, aku tidak peduli untuk mencegah serangga itu dirumah kayuku.
‘aku ingin tahu apa akan baik – baik saja?’

Saat aku sampai dibenteng kecilku matahari sudah tenggelam, aku menunjuk kearah jembatan memberitahunya untuk menyebrang, lalu aku menggenggam beberapa pohon dan membuangnya kedalam parit.
“Fireball”
Setelah beberapa sihir, kayu – kayu itu mulai terbakar menambahkan sedikit pertahanan.
‘harusnya ini menambahkan pertahanan sedikit lebih lama’
Setelah memastikan agar dia aman didalam rumah kayu, aku siap dengan langkah selanjutnya, saat aku berjalan menjauh, aku menyadari Ian memandangku sampai aku tidak terlihat dikegelapan.
Aku berjongkok melihat kearah gundukan tanah jauh didepanku, itu adalah targetku selanjutnya.
Saat aku baru sampai ditempat ini, dari mulut goa aku melihat tiga gundukan tanah. Aku terus berpikir untuk lokasi rumah kayuku dan terus mengintai mereka.
Setelah serbuan rayap raksasa, mereka membawa kembali tubuh teman mereka kegundukan ini. Tiga gundukan ini pasti adalah rumah rayap – rayap itu, pemimpin dari area ini adalah buruanku kali ini. Rayap adalah jenis serangga jadi tidak mungkin aku berbagi habitat dengan mereka. Solusi utamanya hanyalah pembantaian itu juga memberiku EXP, lebih banyak lebih baik. Tapi, aku tidak yakin dengan jumlah mereka, membuatku sedikit ragu – ragu.

Akan sangat menguntungkan jika aku bisa mempelajari cara mereka bertarung, dan sebelumnya aku melihat mereka bertarung satu sama lain jadi ini kesempatan yang baik.
‘ahh ketemu”
Walaupun sudah cukup malam mereka terus bertarung. Mereka bertarung dalam kelompok 3-4  dengan beberapa rayap terbang juga.
‘sepertinya mereka juga punya jenis rayap terbang’
Aku menggunakan skill Indetification ku untuk melihat halaman status mereka. Rayap tanah berada di antara level 15 – 24 sedangkan yang terbang lebih kuat , diantara level 25 -29. Rayap terbang juga memiliki kemampuan untuk meludahkan suatu cairan. Aku pernah melihat cairan tersebut membakar habis rayap lainnya sampai ketulangnya, jadi aku pikir itu adalah cairan asam yang sangat kuat. Serangan mereka sekitar 50 -100 jadi jika aku melawan 3 atau 4 akan sulit untuk bertahan hidup.
Aku membuka halaman statusku.
Name: Chompy
Gender: N/A
Status: Normal
Type: Skeleton/ Undead
Class: Lich
Rank: H+
Level: 1/60
HP: 121/121
MP: 120/120
Attack: 10
Defense: 102 (+2)
Agility: 12
Intelligence: 32
Luck: 6
Charisma: 3
Unique Skills
[Resurrection Lv 1] [Night Vision Lv1] [Falling resistance Lv1] [Magic Chanting Max] [Fire Shock Max] [Lesser Slow Max] [Fireball Lv8] [Acid Resistance Lv1]
[Identification Lv1] [Sage’s Wisdom Lv1] [Weapon Enchant Lv3] [Armor Enchant Lv3] [Sunlight Resistance Lv1] [Physical Resistance Lv2] [Inferno Lv2] [Water Sphere Lv1] [Necromancy Lv1] [Lifesteal Lv1] [(MP Regeneration Lv1]
Titles
[Rat Trapper] [Hit-and-Run] [Savior Lv2] [Coldhearted Lv2] [Dragon Slayer Lv1]
[Ant Exterminator Lv2]

Kali ini MP ku cukup rendah, tapi cukup untuk mengeluarkan beberapa sihir karena meningkatnya regenerasi MP. Jadi aku bisa terus mengeluarkan Fireshock terus menerus dan tidak khawatir kehabisan MP. Aku bisa mengeluarkan Fireball setiap 10 detik, tapi Inferno butuh 50 MP, jadi agak sulit kali ini, serangan terbaikku membutuhkan taktik Hit-and-Run.
Dari apa yang aku lihat,darah rayap – rayap ini hanya sekitar 300 -700 tergantung dari level mereka, jadi skenario terburuk adalah menggunakan 10 Fireball dengan masing -masing serangan sekitar 80, atau 5 inferno dengan masing – masing serangan 150. Yang paling aku cemaskan adalah rayap terbang, karena aku tidak punya solusi untuk menghadapi semprotan asam mereka.

Aku menggunakan Armor Enchant. Saat aku ditelan nagaa, aku mendapatkan Acid Resistant.
‘apakah aku punya kesempatan?’
Aku tidak takut mati, karena aku bisa hidup kembali, tapi jika mereka memisahkan tubuhku menjadi beberapa bagian maka ada kemungkinan aku bisa hidup tapi tidak bisa melawan sama sekali. Itu menjadi sangat tragis, lagi pla aku masih level satu, dan infomasi yang diberikan Sage’s Wisdom juga sangat bahaya jika mati dilevel rendah.
Pertama – tama aku mencari kelompok yang terpisah dari yang lain.
‘kutemukan mereka!’
Tadinya ada 4 -5 rayap yang sedang bertarung, tapi sekarang hanya ada 3 dan yang satu sudah terluka sedang sisanya masih baik – baik saja, aku dengan cepat memutuskan melawan mereka dan mengeluarkan sihir.
“Slow! Slow! Slow!”
Mereka sekejap melihatku tapi langsung melanjutkan pertarungan mereka.
‘wah, mereka sungguh tidak menganggapku ada, bukannya seharusnya kalian mengejarku?’
Aku melihat halaman status mereka untuk melihat kondisi mereka. Rayap yang terluka memiliki darah 120 dan yang lainnya masing – masing 210 dan 230.

“Fireball! Fireball!”
Aku merapal kearah kedua rayap yang masih kuat, mereka akhirnya berhenti berkelahi dan memutuskan untuk serius menghadapiku. Meskipun itu sudah terlambat saat aku mulai merapal sihir.
“Inferno!”
[+144 EXP]
[+288 EXP]
[+576 EXP]
[Mendapatkan ((Title : Exterminator)) Lv 3]
[Level Up 1 > 2]
‘apa?? Aku mendapat banyak EXP tapi hanya naik 1 level?’
Sepertinya menjadi Lich memerlukan ebih banyak EXP untuk naik level, jika ini evolusiku sebelumnya dan dengan membunuh 3 rayap itu aku akan naik ke level 4 atau 5. Tapi itu bukan alasanku untuk menyerah, hanya saja aku harus membutuhkan untuk mencari EXP lebih bnyak.

Aku terus mencari kelompok rayap sambil menunggu MP ku mengisi.
‘ada disini!’
Kali ini ada 4 dan mereka bertarung 2 melawan 2.
“Slow! Slow! Slow! Slow1”
Mereka lalu melihatku, apa mereka akan bertarung satu sama lain lagi?.
‘Oh... Apa?’
Tidak diduga mereka semua langsung berlari kearahku tapi total darah mereka sekitar 210 – 230 dan masih bisa kuatasi.
“Fireball! Fireball! Fireball! Fireball!”
Aku mengenai dada mereka semua dengan sihir Fireball lalu melihat halaman status mereka untuk memastikan mereka meiliki darah kurang dari 150.
“Inferno!”
Kueeeek!!!
Tiba – tiba bayi naga bangun, aa karena lapar?
Kaaaa-Booooooom!
[+144 EXP]
[+288 EXP]
[+576 EXP]
[+1152 EXP]
[Mendapatkan ((Ant Exterminator)) Lv4]
[Level Up 2 > 3]
Inferno membakar mereka sapai menjadi debu.
‘Phew, aku sangat terkejut’
Shik Shik Shik!
Aku mendengar suara rayap yang tak terhitung berapa jumlahnya sedang menuju ke tempatku dan membuatku menjadi khawatir, aku bepikir sepertinya naga dan rayap adalah musuh bebuyutan, jadi ketika mereka mendengar suara bayi naga, mungkin itu membuat mereka marah.
Kueeeekkkkk!
Naga kecil ini terus berteriak dan sepertinya sedang mengeluh terdengar dari rengekannya. Dan itu membuat rayap – rayap itu menemukan target mereka.
‘Sial!!’
Aku memberinya daging rayap yang terakhir kemudian langsung berlari menjauh.
‘tidak mungkin aku bisa bertarung melawan rayap sebanyak itu, tapi aku tidak bisa untuk kabur, apa yang harus aku lakukan?’
Rayap -rayap itu nampaknya bia mencium bau bayi naga dan terus mengikutiku tidak jauh dibelakangku. Jalan keluar satu – satunya adalah masuk kedalam goa dan aku harus dengan cermat memilih jalanku, karena mereka bisa berjalan menuju Gwyn atau tempat persembunyian Ian.
Aku bisa saja mengorbankan bayi naga ini, tapi itu artinya aku menyerah dengan impianku untuk mengendarai naga!, aku terus mencari jalan keluar untuk melawan begitu banyak rayap, tapi sangat sulit. Asap sulfur mungkin bisa membantuku untuk membunuh beberapa ratus rayap itu jika aku menggunakan Inferno saat mereka berkerumun, tapi saat aku melihat kebelakang aku sadar aku diikuti oleh ribuan rayap, sepertinya aku tidak bisa menemukan jalan keluar.
‘Sial! Bagaimana mereka ada ribuan? , apa yang rayap – rayap ini makan?’
Pergi kearah koridor hanyalah jalan keluar yang dapat aku pikirkan dalam keadaan seperti ini.






           Sebelumnya   Index   selanjutnya

No comments:

Post a Comment