Featured Post

Lv1 Skeleton Chapter 9


Aku terus mencari jalan untuk melarikan diri, aku berpikir bagaimana cara menghadapi gerombolan rayap ini, kemudian aku sadar, aku lua sesuatu.
‘Ohh benar, aku masih punya cara itu!’
Pertama – tama aku berlari melewati gas sulfur dan menyembunyikan bayi naga ditempat yang aman, lalu kembali untuk menyergap mereka.
‘Ayolah!’
Ketika gerombolan semut itu mendekati gas sulfur, aku langsung menyergap mereka dengan sihir api.
“Fireball!”
Ka-Boooooom~!
[+144 EXP]
[+288 EXP]
.......
[+589824 EXP]
[Level Up 3 > 6]
‘wow, sangat gila!, aku mendapat sangat banyak EXP tapi hanya naik 3 level!’
Aku tidak memiliki waktu untuk protes, karena aku melihat masih banyak semut yang datang dan terus menginjak mayat teman mereka.
‘Apa mereka tidak punya rasa takut?’
Sudah waktunya untuk melakukan rencanaku, jadi aku sekali lagi melarikan diri. Ketika aku  tiba untuk mengambil naga, dia sudah bangun dan meratap, aku memberi makan daging untuk menenangkannya dan bergegas masuk ke koridor. Setelah beberapa waktu, aku tiba di lorong sempit yang menghubungkan sarang naga ke tempatku pertama kali berburu tikus.
‘Ini mungkin bisa!’
Rayap yang paling depan sudah mendekatiku.
“Slow! Fireball!”
aku melanjutkan kombinasi ini mencoba menghabisi darah mereka. Terus-menerus memeriksa status mereka ketika darah mereka mendekati 20 HP, aku mundur ke lorong dan menunggu mereka tiba. Karena jalannya sangat sempit sehingga sebagian besar dari mereka  mendekatiku pada waktu yang bersamaan. Ketika yang pertama mendekat, aku mengenchant belati dan menusuk rayap yang paling depan.
[+144 EXP]
‘Bagus! Ini akan menjadi anak buah pertamaku!’
Melihat rayap yang lain datang, aku menusuknya dengan belatiku, mengubahnya menjadi EXP.
‘Oh, Mereka bisa melakukan itu?’
Tanpa diduga tiga dari mereka berhasil datang dalam waktu yang sama, dua berlari di lantai sementara yang ketiga melompat di atas mereka.
Shick! Shick! Shick!
Untung saja rencanaku berjalan lancar, dan rayap pertama yang aku bunuh, hidup kembali menjadi anak buahku.
[Necromancy Lv 1 > 2]
Aku akan menggunakan potensi penuh dari Lich. aku juga bisa menggunakan Lifestealku  untuk menghabisi rayap yang melemah dan kemudian menghidupkannya kembali.
Aku sepertinya telah menemukan beberapa jawaban melalui percobaan ini. Aku harus tetap berada di garis depan, agar dapat terus menggunakan Lifestealku. Tetap saja, rayap raksasa yang dihidupkan kembali hanya memiliki ⅓ dari kekuatan sebelumnya, jadi aku masih harus menempuh jalan panjang untuk bisa unggul melawan mereka.

“Fireball!”
Ketika ada rayap lain yang mendekat, aku menyerang mereka dengan sihirku, tapi penting untuk bisa menahan diri dan tidak membunuh mereka dengan Fireball karena aku sadar bahwa mayat yang dibakar menjadi abu tidak akan dapat dihidupkan kembali. Aku harus terus-menerus memeriksa darah mereka dan ketika ada rayap yang darahnya rendah, aku akan menyerang dengan belati atau menendang dan membuat  jarak dan membiarkan Lifestealku untuk menyelesaikannya, atau membiarkan salah satu anak buahku untuk memberikan pukulan akhir.
Kekurangannya hanyalah aku tidak mendapatkan EXP dari monster yang dibunuh anak buahku. Tetapi aku sekarang bisa membuat tentara dari mayat hidup ini.
[Necromancy Level 2 > 3]
[Mendapatkan ((Title : Ant Exterminator )) Lv5]
Anak buah pertama yang kuhidupkan kembali menjadi abu. Sepertinya durasinya sekitar 10 menit. Namun, batasan ini bukan masalah besar karena aku memiliki semakin banyak anak buah dan regenerasi MP ku dapat mengikutinya.

Shick! Shick!
Pasukan mayat hidupku telah bertambaht menjadi 30 dan jumlah rayap yang aku harus semakin berkurang. Namun, aku masih dapat terus mengumpulkan beberapa EXP dengan tusukan belati dan Liestealku. Walaupun aku mengerjakannya berulang – ulang kali, aku tidak pernah bosan karena ada begitu banyak variabel yang harus diperhitungkan, meskipun aku mencoba mempertahankan pola tertentu. Jumlah mereka bertambah hampir menjadi 10.000, tetapi untungnya terowongan hanya bisa memungkinkan sekitar 30-40 pada saat bersamaan dan hanya tiga yang bisa melewati bagian sempit ini.
[Necromancy Level 3 > 4]
Jumlah pasukan yang bisa aku pertahankan meningkat saat level Necromancy-ku meningkat. Aku sekarang memiliki 40 rayap yang dihidupkan kembali membentuk garis depan sementara aku berulang kali mengincar rayap yang memiliki darah rendah. aku mengendalikan situasi sambil selalu mengawasi HP mereka. Setelah sekitar satu jam situasi seperti ini, tiba-tiba aku merasa terancam.
Ptuui! Ptuui!
Untungnya aku bergerak pada detik terakhir, ketika tempatku berdiri meleleh karena cairan asam. Air liur yang keluar dari rayap terbang. Meskipun lorong sempit, tingginya hampir 3 meter memungkinkan serangga di udara membombardir di garis depan mereka.
Ptuui! Ptuui!
Pasukanku terserang oleh mereka dan hancur eketika didepanku.
Shick! Shick!
“Inferno!”
Aku merapal ihir yang udah aku persiapkan untuk melawan mereka.
Inferno memiliki daya bakar yang hebat dan terbakar pada suhu tinggi, dan membuat hisapan pada sekitarnya. Aku membidik rayap terbang di belakang yang menyebabkan rayap di dekatnya jatuh ke tanah.
"Sepertinya aku tidak bisa meneruskannya dan harus beralih ke langkah berikutnya, sial aku berencana untuk membunuh sekitar 1.000 di sini, sayang sekali gagal."
Rencana awalku adalah membunuh sekitar setengah dari mereka di sini, tetapi aku tidak pernah menyangka mereka akan mencapai hampir 10.000 sehingga perhitunganku sangat jauh. Itu berarti aku harus mencoba membunuh setidaknya setengah dari mereka dengan langkah berikutnya.
Aku mundur dari lorong dan masuk ke makam, mataku selalu tertuju pada rayap yang masuk.
“Fireball!”

Shick! Shick!
Tiba-tiba, dinding dan langit-langit runtuh di sekitarku. Aku bisa melihat kepala rayap dan rahang menonjol keluar.
"Apakah mereka menggali melalui dinding?"
Meskipun rahang mereka memang terlihat kuat, ini adalah batuan padat, aku benar-benar terperangah. Sedikit demi sedikit anak buahku didorong mundur dan kami akan segera keluar dari jalan sempit yang sempit dan masuk ke wilayah makam yang lebih luas.
aku tidak bisa melanjutkan strategi yang sama ini di area yang lebih besar, karena aku akan mudah dikejar. Karena itu, aku memutuskan untuk menyerang sebanyak mungkin sebelum pergi ketempat lain. Merapal banyak mantra, aku mengeluarkan semua sihir yang aku miliki ke dinding, membuat kekacauan dengan Fireball yang tak terhitung jumlahnya dan inferno. Rencanaku adalah pergi ke lorong, bahkan jika itu berarti tidak mendapatkan EXP karena membunuh rayap.

Shick! Shick! Shick!
Jalan sempit itu dipenuhi rayap yang mati dan tumpukan batu, tapi aku bisa melihat mereka menggunakan mulut yang kuat untuk menggali, atau asam untuk melelehkan jalan mereka. Aku menembakkan lebih banyak Fireball dan Inferno.
"Sial, aku tidak bisa melanjutkan seperti ini, aku kehabisan MP"
Menggunakan Inferno membutuhkan banyak MP. aku hanya bisa menggunakannya maksimal 3 kali, sebelum harus menunggu regenerasi untuk menggunakannya lagi. Sementara itu, rayap menggali dan memperbesar lorong.
[Mendapatkan ((Title : Ant Exterminator)) Lv7]

‘Waktu untuk melanjutkan, berapa banyak yang telah aku bunuh? 2000? 3000? aku belum membunuh ⅓ tetapi sudah kehabisan taktik. ’
aku sudah tidak bisa menghitung setelah membunuh sekitar 2000, terlalu sulit untuk menghitung jumlah bunuhanku. Ketika rayap terbang mati, cairan asam di perut mereka akan keluar dan melelehkan lantai dan dinding semakin memperbesar terowongan. Ketika kami pertama kali berhadapan, aku bisa melawan mereka menggunaakn pasukanku, tetapi gua-gua itu sekarang terlalu luas dan aku akan dengan cepat kalah dalam pertarungan yang memaksaku untuk mundur.
‘Sial, saatnya meninggalkan posisi ini.’
Lubang-lubang tempatku pertama kali jatuh akan terlalu lebar dan aku akan dibanjiri oleh ribuan rayap. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk melewati sarang Naga dan masuk ke makam.
'Sial, ini kesempatan terakhirku!'

Kueeeeeekk!
Bayi naga menangis lagi dan dia benar-benar mulai membuatku jengkel. aku melemparkannya beberapa daging rayap lagi untuk membuatnya tetap diam, sebelum melakukan usahaku yang terakhir.
Thud! Thud! Thud!
Aku pergi ke aula gua yang penuh dengan patung-patung batu, ya rencanaku adalah menggunakan gargoyle. Karena aku telah membunuh dua gargoyle sebelumnya, mereka langsung mengenaliku sebagai musuh dan bangun dari tidur mereka. Rayap juga mengikutiku melalui lubang dan sampai ke gua saat ini. Yang tersisa untuk dilakukan, adalah menipu mereka agar saling bertarung.

“ Slow! Slow! Slow!”
Aku menggunakan Slow ke 14 gargoyle. Setelah berhasil memancing mereka, aku mulai berlari kembali ke kerumunan semut.
Shick! Shick! Shick!
Sejauh mata memandanbanyakg, ada rayap yang bergegas ke arahku, dengan beberapa rayap terbang juga. Kami sekarang hanya berjarak 10 meter.
Ptuui! Ptuui!
Cairan asam jatuh disekitarku, rayap didepan dan gargoyle dibelakang, aku sudah terkepung.
‘ini kesempatan terakhirku!’
Dengan cepat aku menutupi tubuhku dengan kulit naga.

“Fireball! Fireball!”
Aku merapal Fireball kearah gargoyle dan rayap yang berada paling depan, rayap – raya itu berada hanya 3 meter dihadapanku dan aku dapat mendengar suara capit mulut mereka.
Thud! Thud! Thud!
Sama juga dengan suara tapak kaki gargoyle sudah ada dibelakangku.
‘Sekarang!’
“Inferno!”
Aku berguling kesamping dan memeluk tembok, lalu merapalkan Inferno diantara rayap dan gargoyle.
Swooooosh!
Serapan udara yang tercipta menyebabkan beberapa rayap tertarik ketengah dan juga gargoyle berhenti sejenak, serapan udara ini menyebabkan mereka saling bertemu sehingga merekaa saling menyerang. Aku menggunakan kesempatan ini untuk melrikan diri dan merapal Slow kearah garggoyle yang paling belakang.

Slash!
Ketika aku hampir menyelinap melewati semua gargoyle, aku melihat pedang  berayun ke arahku. Secara naluri aku menjatuhkan dan melakukan beberapa gulingan untuk menghindarinya
Kueeeeek!
Bayi naga yang ada dipunggungku terlempar dan jatuh kelantai, mencoba untuk berdiri. Aku khawatir dan mencoba elihat halaman statusnya.
‘Terimakasih tuhan’
Pukulan itu tidak terlalu menyakitinya  hanya darahnya turun sedikit. Mungkin memiliki ketahanan fisik yang baik dan berguling membantu mengurangi dampaknya.
Slash!
Shick Shick!
aku menyaksikan pertempuran besar di depanku, puluhan rayap bertarung dengan satu gargoyle, tetapi bahkan dengan ludah asam mereka, gargoyle masih berdiri kuat. Satu ayunan pedang  dari gargoyle akan menghancurkan semua di depannya.

“Fireball! Fireball!”
aku telah menghidupkan kembali satu skuadron semut Terbang dan memiliki kombinasi dengan gargoyle yang kuat sebagai tank sempurna dan rudal asam jarak jauh yang mendukung dari belakang. aku hanya bertarung dari belakang, tetapi aku perhatikan bahwa  jumlah mereka terlalu banyak.
rayap itu meruntuhkan gargoyle dengan gigitan yang tak terhitung, goresan dan cairan asam, perlahan-lahan mengikis tubuh batu mereka sampai mereka terbunuh satu demi satu.
"Sepertinya itu masih belum cukup, aku hanya membunuh setengah!"
aku menjadi gugup karena hanya ada 8 gargoyle yang tersisa, yang aku pikir hanya akan bertahan 10 menit lagi. Aku tidak punya tempat lain untuk pergi dengan pintu besi yang terkunci di belakangku dan ribuan rayap yang marah di hadapanku.
[Mendapatkan ((Title : Ant Exterminator)) Lv8]
[Level Up 8>9]
[Bisa Mempelajari shiri baru]
‘oh bagus, sihir apa kali ini?’

Name: Chompy
Gender: N/A
Status: Normal
Type: Lich/ Undead
Class: Wizard
Rank: H+
Level: 9/60
HP: 147/147
MP: 241/388
Attack: 24
Defense: 312 (+2)
Agility: 21
Intelligence: 74
Luck: 7
Charisma: 4
Unique Skills
[Resurrection Lv 1] [Night Vision Lv1] [Falling resistance Lv1] [Magic Chanting Max] [Fire Shock Max] [Lesser Slow Max] [Fireball Lv9] [Acid Resistance Lv2] [Identification Lv1] [Sage’s Wisdom Lv1] [Weapon Enchant Lv4] [Armor Enchant Lv3] [Sunlight Resistance Lv1] [Physical Resistance Lv2] [Inferno Lv5] [Water Sphere Lv1] [Necromancy Lv5] [Lifesteal Lv1] [MP Regeneration Lv1]
Titles
[Rat Trapper] [Hit-and-Run] [Savior Lv2] [Coldhearted Lv2] [Dragon Slayer Lv1]
[Ant Exterminator Lv8]
Skill Selection
[Corpse Explosion Lv1] [Intermediate Slow Lv1] [Poison Lv1]

‘Yaaa!’
Aku langsung berteriak, sepertinya dewi keberuntungan sedang ada dipihakku.






           Sebelumnya   Index   selanjutnya

No comments:

Post a Comment